Sekilas Info tentang Kain Sumba
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali suku dan budaya. Menganai ke khas-an masing-masing daerah tentunya sangat beragam, mulai dari beragammnya kuliner, tarian adat, rumah adat, hingga pakaian khasnya. Saat ini jika mengulas tentang kain, maka kain yang memiliki kualitas paling baik adalah ‘Kain Tenun Sumba’. Kain Tenun Sumba di buat secara tradisional dengan menggunakan pewarna alam dan menggunakan alat-alat tradisional. Karena dibuat menggunakan tangan sehingga kain tenun memiliki banyak makna terytama bagi mereka yang membuatnya.
Budaya Turun Temurun
Di Sumba, kain tenun termasuk dalam kebutuhan primer dan menjadi barang yang penting. Terutama saat acara-acara adat, semua masyarakat akan menggunakan kain tenun ikat sebagai bentuk rasa hormat mereka. Selain itu bahan alami yang digunakan selama proses pembuatan kain tenun, membuat kain tenun ini memiliki warna yang tahan lama. Selain itu kain tenun dengan bahan pewarna alami dapat digunakan sebagai penutup jenazah yang sudah meninggal, jangan bingung dulu ya, di Sumba memiliki kepercayaan bahwa orang yang sudah meninggal harus di tutup dengan kain tenun selama beberapa waktu supaya jasadnya tidak mudah rusak. Budaya menenun adalah budaya secara turun temurun, bahkan anak-anak usia 8 hingga 10 tahun sudah mulai mempelajari pembuatan kain tenun ikat ini.
Motif Kain Tenun Ikat Sumba
Bagi masyarakat Sumba, kain tenun mengandung banyak sekali makna di dalamnya. Setiap makna yang terkandung dilambangkan dengan berbagai macam motif yang di wujudkan di atas kain tenun. Seperti alam, kewan, dan benda-benda yang erat kaitannya dengan kahidupan sehari hari manusia. Untuk corak kuda melambangkan kepahlawanan, keagungan dan kebangsawanan. Motif buaya atau naga mencerminkan kekuatan dan kekuasaan raja. Motif ayam melambangkan kehidupan wanita. Motif burung kakak tua melambangkan persatuan. Tahapan pembuatannya pun bisa dikatakan cukup panjang. Awalnya kapas dipintal, setelah menjadi benang lalu diikat, selanjutnya pencelupan warna sebelum mulai di tenun oleh para pengrajin.
Kain Tenun Sumba di Mancanegara
Kain Tenun Ikat Sumba sangat menarik perhatian dunia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kain Sumba yang menjadi koleksi beberapa museum dan koletor di luar negeri. Salah satu museum yang menyimpan kain tenun ikat Sumba adalah Museum Basel, Swiss. Tak tanggung tanggung bahwa museum ini memiliki 5.000 lembar kain tradisional Indonesia dan 2.000 diantaranya merupakan kain Sumba. Selain Swiss juga ada beberapa negara lainnya yaitu Belanda, Australia, serta Amerika. Bagaimana, Sangat keren kan!!
Kain Tenun Ikat vs Penghidupan
Selain masyarakat Sumba meyakini bahwa budaya menenun wajib di turunkan secara turun temurun, upaya ini juga dapat digunkan sebagai sumber pendapatan masyarakat. Sudah bukan menjadi rahasia jika kain tenun sumba menjadi kain tenun yang harganya cukup mahal. Saat ini harga yang dibandrol pada satu lembar kain tenun bisa mencapai ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah. Harga yang sungguh menawan bukan. Harga yang luar biasa ini tentunya sepadan dengan kerumitan dalam pembuatannya. Untuk pewarnanya menggunakan bahan alami, untuk warna merah didapatkan dari akar mengkudu, warna biru dari daun tarum, hitam dari lumpur, dan kuning dari kayu kuning. Sedangkan untuk lama pembuatan membutuhkan waktu enam bulan bahkan lebih.
Tantangan Bagi Para Pengrajin
Pada era yang sudah sangat berkembang ini, yang menjadi tantangan besar bagi para pengrajin adalah standarisasi. Dimana harga jual kain terkadang sangat variatif. Saat ini dunia digital sudah sangat berkembang, dan dengan mudahnya pembeli dapat membandingkan harga kain tenun di berbagai daerah. Terkadang harga tenun yang dibeli langsung dari pengrajin menjadi lebih mahal dari pada di tengkulak. Hal ini akan menyulitkan bagi masyarakat lokal untuk menjual barangnya secara langsung. Hal ini yang harus menjadi perhatian lebih supaya pengrajin tenun ikat dapat terus bertahan.
4 Pilihan Paket Tour Sumba