Tak Hanya Wisata Alam Yang Mempesona, Lombok Juga Punya Desa Yang Kaya Akan Budaya. Ini Dia 8 Hal Menarik Tentang Desa Wisata Sade!
Jika sedang berlibur ke Lombok, jangan lewatkan destinasi unik yang satu ini. Desa Sade yang merupakan perkampungan suku asli Lombok, yakni Suku Sasak ini berlokasi di Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara. Lokasinya mudah ditemukan karena berada di tepi jalan raya Praya – Kuta, sekitar 8 km dari Bandara International Lombok. Pada tahun 1989, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan Desa Sade sebagai Desa Wisata.
Foto : instagram @vesabell
Sebagai kawasan permukiman Suku Sasak, Desa Sade hingga saat ini masih mempertahankan adat istiadat dan budaya yang telah diwariskan leluhur mereka sejak ratusan tahun silam. Karena itu, banyak hal menarik yang bisa kita temukan jika berkunjung ke ini.
1. Bangunan Rumah
Bangunan rumah di Desa Sade masih sangat tradisional dan alami. Berbentuk persegi dengan atap menggunakan ijuk / jerami, dinding terbuat dari anyaman bambu dan berlantai tanah. Bangunan-bangunan di sini oleh warga Sasak dinamakan “Bale”. Berdasarkan fungsinya, bale terbagi menjadi 8 macam, yaitu Bale Tani, Jajar Sekenam, Bonter, Kodong, Beleq, Berugag, Tajuk dan Bencingah.
Foto : instagram @handini_rahmawati
2. Pemanfaatan Kotoran Kerbau
Penduduk Sade biasa menggunakan kotoran kerbau untuk mengepel lantai. Dengan cara tersebut, mereka meyakini lantai rumah dapat lebih hangat dan dijauhi serangga. Menariknya, sekalipun dipel menggunakan kotoran kerbau yang hanya dicampur dengan sedikit air, sama sekali tak ada bekas bau yang tercium ketika kita masuk ke dalam rumahnya.
Foto : instagram @riannehillebrandt
3. Pernikahan Antar Saudara
Desa Sade dihuni oleh kurang lebih 150 kepala keluarga yang masih merupakan satu keturunan, karena warga di sini melakukan pernikahan antar saudara. Hampir tidak ada yang menikah dengan warga dari desa atau kampung lain. Pernikahan antar saudara dalam satu desa bagi mereka juga lebih mudah dan murah dari pada menikah dengan warga dari desa lain.
4. Mata Pencaharian
Sejak dulu hingga saat ini, warga Sade memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan pokok sandang dan pangan mereka. Hampir semua laki-laki di Desa Sade bekerja sebagai petani, sementara perempuannya bekerja sebagai penenun kain. Uniknya, sistem dan peralatan yang digunakan disini masih tradisional. Untuk pertaniannya tidak ada sistem irigasi dan hanya mengandalkan perairan dari musim hujan, sehingga panen dilakukan sekali dalam setahun. Hasil panen kemudian disimpan dibangunan yang disebut Lumbung Pare.
Foto : Instagram @pictshint
5. Kain Songket
Kain tenun khas Lombok sudah begitu populer di kalangan masyarakat luas. Kecantikan kain ini tak perlu dipertanyakan lagi. Dan seperti sempat disingggung di atas, mata pencaharian kaum perempuan di sini adalah menenun kain. Keterampilan menenun kain diwarisi secara turun termurun dari generasi ke generasi. Bahkan, terdapat aturan adat yang menyebutkan bahwa anak gadis yang telah cukup umur, tidak boleh menikah jika belum bisa menenun kain. Jika berkunjung ke Desa Sade, kita dapat melihat proses pembuatan kain tenun dari awal pemintalan kapas hingga menjadi benang. Alat yang digunakan masih sangat tradisional, bahan pewarna kainnya pun berasal dari bahan alami. Membutuhkan waktu antara dua minggu hingga tiga bulan untuk pembuatan sebuah kain songket, bergantung pada tingkat kerumitan pola dan jenisnya. Dapat menyaksikan langsung proses pembuatan kain songket secara tradisional tentu akan menjadi pengalaman menarik tersendiri.
Foto : Instagram @dheeaputri
5. Baju Adat
Jika pada umumnya baju adat di daerah-daerah lain hanya digunakan pada saat-saat acara tertentu, lain halnya dengan penduduk Sade. Meskipun tidak seluruhnya, tetapi sebagian besar masyarakatnya menggunakan baju adat mereka dalam kesehariannya.
5. Seni Budaya
Pada waktu-waktu tertentu, kita dapat menyaksikan atraksi budaya dan kegiatan adat yang digelar di Desa Sade. Seperti misalnya, Tarian Presean, Tarian Cupak Gerantang, Nyongkolan dan permainan alat musik tradisional Gendang Beleq.
Foto : instagram @ariansyahms
5. Keramahan Penduduk
Salah satu keistimewaan lain dari desa ini yakni penduduknya sangat ramah. Mereka tak segan untuk berinteraksi dengan para pengunjung, dan mempersilakan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Foto : instagram @ini_ici
Tak hanya sekedar menyaksikan bangunan, baju adat, pertunjukan seni dan lain-lainnya, di Desa Sade kita seakan menyusuri lorong waktu kembali ke suasana kehidupan jaman dahulu. Di tengah arus kehidupan masa kini dengan berbagai kemajuan teknologi dengan segala hiruk pikuknya, berkunjung ke Desa Sade bisa menjadi suatu oase yang menyejukkan. Menyaksikan kehidupan warga asli Suku Sasak yang teguh mempertahankan adat istiadat hingga saat ini, berinteraksi langsung dengan mereka dengan segala keramahannya, melihat nilai-nilai kearifan lokal yang tersaji, bisa menjadikan liburan tidak hanya sekedar bersenang-senang tetapi juga merupakan sarana edukasi dan bisa menginspirasi. Serta membuat kita lebih mengenal, bangga dan mencintai budaya sendiri. Kapan kamu kesini?
Penulis : @ami_salim